Menteri Keuangan Purbaya menyoroti peran sektor perbankan dalam penyaluran dana besar, mencapai Rp 200 triliun. Dalam beberapa kesempatan, ia memberikan sindiran dan kritik tajam agar dana tersebut tidak mengendap, melainkan disalurkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Berikut rangkuman empat momen penting yang menjadi sorotan publik.
1. Sindiran di Forum Ekonomi Nasional
Dalam forum ekonomi berskala nasional, Purbaya menyinggung soal dana Rp 200 triliun yang disebutnya “menganggur” di sistem perbankan. Ia menekankan bahwa dana besar tersebut seharusnya dialirkan ke sektor produktif seperti infrastruktur, UMKM, dan investasi hijau.
2. Kritik Transparansi dan Penyaluran Kredit
Purbaya menilai bank masih terlalu berhati-hati menyalurkan kredit, padahal kebutuhan pembiayaan masyarakat dan dunia usaha semakin mendesak. Transparansi alokasi dana menjadi sorotan, terutama agar publik memahami arah penggunaan Rp 200 triliun tersebut.
3. Dorongan Optimalisasi Dana untuk UMKM
Salah satu fokus utama kritik Purbaya adalah agar dana tersebut digunakan untuk menopang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurutnya, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia yang seharusnya mendapat akses pembiayaan lebih mudah.
4. Pesan Tegas di Depan Pelaku Industri
Dalam pertemuan dengan pelaku industri dan asosiasi perbankan, Purbaya kembali menekankan bahwa dana Rp 200 triliun tidak boleh dibiarkan pasif. Ia mengingatkan bank agar tidak hanya fokus pada profit jangka pendek, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Bacaan Lanjutan
